KALAU ANDA BENAR-BENAR UMAT MUSLIM MOHON DI BAGIKAN.!!!!!! SUBHANALLAH...!!!!! KEAJAIBAN DI SURIAH PARA MALAIKAT, TENTARA ALLAH, TURUN MEMBANTU MUJAHIDIN...BACA SELENGKAPNYA!!!

Perang di Suriah, tidak tahu mengapa, media di Indonesia terutama seperti tidak berminat untuk memblowupnya.
Kecamuk perang di Suriah dan banyak korban gugur, terutama dari kelompok warga sipil Muslim, luput dari berita. Bahkan juga, ironisnya, biasanya media menyebutkan Mujahidin yang melawan rezim Basyar Asad sebagai “pemberontak”.
Karena sunyi dari berita serta tayangan berikut, otomatis publik–khususnya umat Islam di Indonesia tidak demikian ngeh dengan apa yang berlangsung di Suriah sebenarnya.

Walau sebenarnya, seperti dikisahkan relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang terlibat dalam pertolongan kemanusiaan dan medis di satu diantara front di jabal Akrod, perang di Suriah sungguh mengagumkan. Oleh karena itu, mengapa, umpamanya, dengan kehendak Allah, bumi Syam (Suriah) diambil sebagai tempat perang yang melibatkan banyak pihak.
Akankah perang Suriah berjalan lama, bahkan juga nantinya jadi cikal akan peperangan mendekati kiamat tiba? Wallahu A’lam. Yang pasti, keterlibatan banyak pihak (negara) dalam perseteruan di Suriah ini, bisa jadi ada skenario yang Allah kehendaki dalam peperangan ini.

Tim Ketiga Relawan HASI, sekurang-kurangnya, rasakan keberkahan bumi Syam. Panggilan jihad betul-betul mereka saksikan di lokasi tempat mereka mengemban pekerjaan.
Waktu mereka bertugas di Jabal Akrod, banyak cerita dan pernyataan yang mereka dengar sendiri, begitu pertolongan Allah betul-betul turun di Bumi J!h4d Suriah.
Koordinator Tim Ketiga HASI, Abu Yahya, bercerita cerita seseorang bekas tentara Bashar Asad yang membelot dan bertaubat lantas berhimpun dengan Mujahidin.
Waktu diwawancara oleh Mujahidin Suriah dan relawan HASI, bekas tentara Asad itu, menjawab pertanyaan mengapa pasukan Asad yang sejumlah 1500 personel di Jabal Akhrod tidak berani lakukan serangan pada Mujahidin Suriah yang cuma sejumlah 150 personel, walau sebenarnya baik dengan cara kemampuan (jumlah) ataupun persenjataan, Mujahidin jauh kalah di banding tentara Asad.

Mantan tentara Asad itu menerangkan sambil terperanjat dan heran lantas balik bertanya. “Siapa katakan jumlah kalian sedikit? Kami setiap malam lihat kalian dengan baju putih-putih bergerak dari satu lembah ke lembah lain hingga kami memikirkan jumlah kalian demikian banyak dan jadi pertimbangan kami tidak untuk lebih dahulu menyerang, ” katanya seperti dikisahkan kembali oleh Abu Yahya dalam presentasi Laporan Tim ke-3 HASI pada Komunitas Indonesia Perduli Suriah (FIPS) di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Untuk di ketahui, lokasi Jabal Akrod memiliki satu tapal batas dengan tentara Asad yang jumlahnya beberapa ribu. Tapal batas itu cuma dijaga oleh beberapa ratus Mujahidin. Demikian utamanya tapal batas itu memengaruhi kondisi di Jabal Akrod, bila pasukan Asad dapat membobolnya.

“Namun, sampai kita pulang mereka tak dapat membobol tapal batas, Allah turunkan pertolongannya. Sebab, disana dijaga oleh beberapa Mujahidin yang begitu ikhlas mencari ridho Allah, begitu melindungi ke-Islamannya, sedikit bicara, menundukkan pandangan, serta menjauhi sikap ashobiyah (fanatisme grup), ” papar Ustadz Oemar Mitha, penerjemah yang terlibat dalam pertolongan kemanusiaan HASI.
Peristiwa-peritistiwa mengagumkan seperti diatas juga bukan sekedar berlangsung satu kali. Pada peristiwa yang lain, Mujahidin akan lakukan perang dengan konvoi 50 truk yang diisi tentara Basyar Asad.

Sampai pada satu titik terjadi baku tembak pada Mujahidin dengan tentara Asad. Mujahidin memanglah telah berkemauan untuk menghabisi dan memukul mundur tentara Bashar Asad.
Diluar sangkaan, mendadak saja nampak peristiwa diluar perkiraan mereka. Helikopter serta pesawat tempur datang seperti akan memerangi Mujahidin. Mujahidin meyakini, ini pertolongan dari pihak Bashar Asad untuk menghabisi mereka.
Ingat, sampai saat ini Mujahidin Suriah sekalipun tak mempunyai alat tempur seperti pesawat. Mereka bertempur cuma lewat jalur darat dengan persenjataan yang kalah mutakhir bila dibanding punya rezim Asad.
Mengukur jumlah personel serta persenjataan yang terbatas, komando Mujahidin menyerukan supaya selekasnya mengosongkan tempat pertempuran dan masuk ke gunung-gunung untuk mengatur langkah.
Anehnya, saat Mujahidin telah menarik diri, suara baku tembak masihlah saja selalu berlangsung. Berondongan dan desingan peluru seperti malas berhenti walaupun tidak ada satu Mujahidin juga tersisa di tempat pertempuran. Komandan Mujahidin hingga bertanya-tanya dalam hati, siapakah sesungguhnya yang tengah berperang melawan tentara Bashar Asad?

Ia juga mengecek jumlah personel untuk meyakinkan peluang ada Mujahidin ketinggalan dan lakukan perlawanan pada tentara Asad. Tetapi hasil perhitungannya, semua Mujahidin telah ada di gunung.
Sampai datang matahari terbit dan mereka meyakini keadaan sudah aman, barisan Mujahidin juga turun dari gunung-gunung. Serta, begitu terkejutnya mereka lihat beberapa tentara Asad sudah tewas dengan luka menganga. Beberapa yang lain alami luka berat seperti baru hadapi pertempuran hebat.
Pasti peristiwa ini jadi seribu bertanya untuk Abu Yahya, relawan HASI yang menggunakan saat sepanjang sebulan, 4 November-4 Desember 2012, di Desa Salma, Jabal Akhrod, Suriah. Ia memperoleh cerita ini segera dari Mujahidin.

“Lantas siapa yang ada didalam pesawat dan helikopter untuk melawan tentara Suriah? ” bertanya Abu Yahya yang diliputi rasa heran audiens yang ada.
Banyak beberapa peristiwa lain yang belum pernah dikisahkan relawan HASI dengan cara lengkap mengingat terbatasnya saat.
Tetapi, beberapa cerita itu telah cukup mengukuhkan kepercayaan tentang timbulnya ayaturrahman fii jihadil-Syam (keajaiban perang di Bumi Syam).
“ (Ingatlah), saat anda memohon pertolongan pada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : Sebenarnya Saya akan menghadirkan bala pertolongan padamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut, ” (QS Al-Anfal : 10).


sumber : http://www.pusatartikelpilihan.com/2016/05/kalau-anda-benar-benar-umat-muslim_68.html