Akhi... Haruskah Aku Yang Melamarmu,,,? BACA SELENGKAP NYA DAN TOLONG SEBARKAN....!!!
Dulu ana datang ke suami ana, justru ana yang menawarkan diri ke suami.
''Akhiy maukah menikah dengan ana? '', tawarku kepadanya.
Akhi... Haruskah Saya Yang Melamarmu?
AKHIY... MAUKAH MENIKAH DENGANKU?
Saat itu dia masihlah kuliah smester 8. Dia hanya bengooonggg seribu bahasa, terasanya melayang diatas awan, seakan saat berhenti. Sebagian waktu sesudah 1/2 kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap,
'''Afwan ukh... anti ingin mahar apa dari ana? '' " Cukup antum bersedia menikah denganku saja itu telah lebih dari cukup "
Bak orang pemula mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh... dirinya langsung lemesss... seperti pingsan. Besoknya datang nazhar, selalu khitbah. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya... untuk mahar dan biaya nikah. Dimuka pernikahan dia tidak berpendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan ana tidak pernah nanya seberapa gagasannya maupun dia kerja apa. Sepanjang ana nikah dengannya ana belum pernah minta uang. Sampai kinipun jika tidak diberi ya diam. Waktu beras habis... ana tidak masak. Waktu dia nanya, " koq tidak masak beras dek? "
" Habis mas ", jawabku
" Koq tidak minta uang? ", lanjutnya.
Ana tidak jawab, takut suami tidak miliki jika ana minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.
Jika kita menghormati suami, jadi suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan juga usaha saat ini dah maju cepat... alhamdulillah. Seperti kata duit 50jt dah hal umum. Lalu satu hari ana tawarkan dia nikah lagi tetapi dia tidak ingin. Katanya ana itu tidak ada duanya... hehehe ngalem dewek. Meskipun ortunya dahulu tidak ridho dengan ana, karena salafi... saat ini telah baikan.
Rezeki dapat di cari bersama. Untuk ana usaha yang di cari berbarengan suami susah-payah berbarengan, sesudah berhasil... jadi banyak masa lalu manis yang tidak terlupa. Kita jadi sama-sama mengerti dan tahu ciri-ciri semasing lantaran kita sering berhubungan.
" Suamiku yaitu teman curhatku...
suamiku yaitu patner bisnisku...
suamiku yaitu ustadz tahsinku...
suamiku yaitu teman seperjuanganku...
suamiku yaitu sahabatku...
suamiku yaitu teman mainku...
suamiku yaitu teman berantemku... ", tersebut kiranya yang ana rasakan darinya, sesudah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 semoga makin memberi keberkahan dalam rumahh tangga ana...
Dan bukanlah hal yang hina untuk ana jika ada seseorang akhawat datang tawarkan diri ke ikhwan. Ana dahulu cuma lihat dari bacaan al-Qur'annya yang bagus dan dia begitu melindungi sholatnya itu saja tidak lebih. Jadi beberapa akhawat yang belum menikah... apa yg menghalangi anda untuk menikah muda? Apa karena lihat pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?
*Seorang ibu yang bercerita kisah cintanya
*Dengan sedikit perubahan
sumber: http://tausiahagamaislam.blogspot.com/2016/04/akhi-haruskah-aku-yang-melamarmu.html
Akhi... Haruskah Aku Yang Melamarmu,,,? BACA SELENGKAP NYA DAN TOLONG SEBARKAN....!!!
Reviewed by Unknown
on
00.20
Rating: